Cara Menyimpan Wine Di Rumah agar Rasa Tetap Terjaga

Cara Menyimpan Wine Di Rumah agar Rasa Tetap Terjaga

Kalau kamu pencinta wine, pasti sudah tahu kalau wine itu sensitif. Salah sedikit dalam penyimpanan, rasanya bisa berubah drastis dan sayangnya bukan jadi lebih enak. Wine bukan cuma soal minuman, tapi soal pengalaman. Nah, menyimpan wine dengan benar itu penting banget biar aroma, rasa, dan karakternya tetap terjaga, bahkan seiring waktu.

Kumpulan Tips Terbaik Cara Menyimpan Wine Yang Benar

Suhu: Faktor Utama dalam Penyimpanan Wine

Salah satu hal paling krusial dalam menyimpan wine adalah suhu. Idealnya, wine di simpan di suhu sekitar 12–18°C, tergantung jenisnya. Wine merah biasanya lebih cocok di simpan di suhu sedikit lebih hangat di banding wine putih. Tapi yang penting: hindari perubahan suhu yang drastis.

Kalau kamu taruh wine di tempat yang terlalu panas (seperti dekat jendela yang kena sinar matahari langsung), rasanya bisa jadi asam, bahkan flat. Sebaliknya, kalau terlalu dingin (seperti dalam kulkas biasa dalam waktu lama), bisa merusak struktur rasa wine.

Posisi Botol Wine Juga Berpengaruh

Ini mungkin terdengar sepele, tapi cara kamu menaruh botol wine juga berpengaruh lho. Botol wine dengan tutup gabus (cork) sebaiknya di simpan secara horizontal. Tujuannya agar gabus tetap lembab. Kalau gabusnya sampai kering, bisa menyusut dan udara masuk ke dalam botol dan itu musuh utama wine!

Kalau tutupnya ulir (screw cap), nggak masalah sih di taruh tegak. Tapi tetap, horizontal itu pilihan paling aman buat penyimpanan jangka panjang.

Baca Juga:
Rekomendasi Wine Lokal Indonesia yang Wajib Kamu Coba Sendiri!

Cahaya dan Getaran: Dua Hal yang Harus Dihindari

Wine itu gak suka cahaya terang dan getaran. Sinar matahari bisa merusak senyawa kimia dalam wine, terutama UV-nya. Jadi, jangan simpan wine di tempat yang terang atau di ruangan yang banyak cahaya lampu neon.

Getaran juga bikin wine “gelisah” komponen dalam wine bisa bercampur tidak alami kalau sering terguncang. Makanya, sebaiknya jangan simpan wine di atas kulkas, mesin cuci, atau tempat yang sering di lewati kendaraan berat.

Gunakan Wine Cooler Kalau Sering Koleksi

Kalau kamu punya lebih dari tiga botol wine di rumah dan niat buat nyimpen dalam jangka waktu lama, investasi kecil di wine cooler atau lemari pendingin khusus wine bisa jadi keputusan cerdas. Alat ini bisa atur suhu dan kelembapan yang pas, serta melindungi wine dari cahaya dan getaran. Apalagi kalau kita bicara soal getaran scatter yang luar biasa dari yang merupakan situs slot bet kecil 200 perak terbaik di indonesia saat ini.

Bentuknya macam-macam, dari yang kecil muat 6 botol sampai yang besar buat 50 botol lebih. Jadi bisa di sesuaikan dengan kebutuhan dan ruang di rumah.

Hindari Bau-Bauan Menyengat di Sekitar Wine

Wine itu mudah menyerap aroma dari sekelilingnya. Kalau kamu simpan di dekat bahan makanan yang berbau tajam, seperti bawang, durian, atau bahan kimia rumah tangga rasa dan aromanya bisa ikut tercampur. Jadi, jauhkan wine dari dapur, tempat sampah, atau gudang bahan pembersih.

Waktu Penyimpanan: Tidak Semua Wine Cocok Disimpan Lama

Nggak semua wine itu cocok di simpan bertahun-tahun. Beberapa jenis wine memang di rancang untuk di minum dalam waktu 1–2 tahun sejak dibeli, terutama wine putih yang ringan. Kalau kamu beli wine biasa di supermarket, kemungkinan besar memang di tujukan untuk langsung di minum, bukan untuk “di ageing” seperti wine kelas premium.

Kalau kamu punya koleksi wine lebih dari satu atau dua botol, ada baiknya gunakan aplikasi pencatat wine atau label manual. Catat jenis wine, tanggal beli, dan idealnya kapan sebaiknya di konsumsi. Ini bakal membantu kamu menjaga rotasi stok dan nggak sampai ada botol yang kelupaan dan akhirnya rusak karena terlalu lama di simpan.