Minum wine saat dinner romantis sudah bukan hal aneh lagi, terutama di kalangan anak muda Indonesia urban yang mulai mengeksplorasi budaya kuliner dan gaya hidup modern. Di restoran fine dining, wine sering jadi pelengkap wajib saat merayakan momen spesial seperti anniversary, kencan pertama, atau sekadar quality time berdua.
Tapi pertanyaannya: anak muda Indonesia lebih suka wine lokal atau wine impor? Apa yang jadi pertimbangan mereka dalam memilih? Harga, rasa, atau sekadar gengsi?
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbandingan antara wine lokal dan wine impor, tren konsumsi wine di kalangan anak muda, serta rekomendasi wine yang cocok untuk suasana dinner romantis. Siap-siap makin paham dan mungkin… makin tergoda buat stok wine di rumah!
1. Tren Minum Wine di Kalangan Anak Muda Indonesia
Dulu, wine terkesan eksklusif dan hanya di nikmati oleh kalangan atas atau turis asing. Tapi sekarang, tren berubah. Anak muda Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Surabaya mulai mengenal wine lewat restoran, acara wine tasting, bahkan e-commerce yang menjual wine secara legal.
Apalagi dengan pengaruh media sosial, banyak yang ingin tampil estetik sambil minum wine merah dengan lilin di meja dan piring pasta di depannya. Hal ini membuat wine bukan cuma minuman, tapi bagian dari gaya hidup.
2. Wine Lokal: Berkembang dan Bersaing
Indonesia sebenarnya punya potensi produksi wine, terutama dari daerah Bali. Salah satu produsen terkenal adalah Hatten Wines dan Sababay Winery yang sudah mulai dikenal luas, bahkan ekspor ke luar negeri.
Keunggulan wine lokal:
- Lebih Terjangkau: Harga wine lokal bisa setengah atau bahkan sepertiga dari harga wine impor.
- Cita Rasa Tropis: Karena di produksi dari anggur tropis, wine lokal punya rasa yang lebih ringan dan fruity, cocok untuk pemula.
- Mendukung Produk Dalam Negeri: Konsumsi wine lokal juga bagian dari gerakan cinta produk lokal.
Namun, kekurangannya adalah belum semua orang familiar dengan kualitasnya. Masih ada anggapan bahwa wine lokal “kurang kelas” atau terlalu eksperimental.
3. Wine Impor: Prestige dan Ragam Pilihan
Wine dari Prancis, Italia, Chile, Australia, dan Spanyol masih mendominasi pasar wine di Indonesia. Banyak anak muda yang mengenalnya lewat film, serial Netflix, atau rekomendasi influencer.
Keunggulan wine impor:
- Brand & Reputasi: Nama besar seperti Bordeaux, Merlot, atau Cabernet Sauvignon sudah teruji kualitasnya.
- Varian yang Lebih Kaya: Wine impor hadir dengan berbagai rasa, aroma, dan karakter.
- Prestise Sosial: Nggak bisa dipungkiri, wine impor sering dianggap lebih berkelas.
Tapi tentu ada tantangan:
- Harga Mahal: Bisa 2-3 kali lipat lebih mahal dari wine lokal.
- Akses Terbatas: Hanya bisa di beli di tempat tertentu, dan harus berusia 21+.
4. Mana yang Dipilih Anak Muda?
Berdasarkan wawancara dengan beberapa penikmat wine muda, tren menunjukkan bahwa:
- Pemula & Budget-Conscious: Cenderung pilih wine lokal untuk belajar dan berhemat.
- Pencari Experience: Kadang mencoba wine impor untuk merasakan “kualitas asli” wine dunia.
- Kegiatan Sosial: Banyak memilih berdasarkan momen. Untuk party santai: wine lokal. Untuk acara spesial: wine impor.
Anak muda Indonesia kini lebih terbuka dan fleksibel. Mereka nggak terpaku pada merek atau negara asal, tapi pada pengalaman rasa dan suasana yang tercipta.
5. Wine dan Dinner Romantis: Kombinasi Favorit
Kenapa wine sering di pilih saat di nner romantis? Karena wine punya efek relaksasi ringan yang bikin suasana jadi lebih hangat dan intim.
Beberapa pilihan pairing wine dan makanan:
- Red Wine (Cabernet, Merlot) cocok dengan steak atau daging panggang
- White Wine (Sauvignon Blanc, Chardonnay) cocok untuk seafood, salad, atau ayam
- Rosé Wine fleksibel untuk snack dan makanan ringan
Kalau di nner di rumah, banyak yang mencoba wine pairing sendiri dengan makanan lokal seperti sate, nasi goreng spesial, hingga ayam geprek. Lucu tapi ternyata enak!
6. Tips Memilih Wine untuk Pemula
Buat kamu yang baru mau mulai, ini tips dari beberapa sommelier lokal:
- Mulai dari yang ringan: Pilih wine yang tidak terlalu kering atau asam.
- Baca label dengan seksama: Cari tahu kandungan alkohol dan jenis anggur.
- Jangan takut tanya: Kalau beli di wine shop, tanyakan rekomendasi ke staf.
- Simpan di tempat sejuk: Jangan taruh di tempat panas, bisa rusak rasa.
- Coba wine lokal dulu: Lebih hemat dan gampang di dapat.
7. Rekomendasi Wine Lokal dan Impor yang Cocok Buat Kencan
Wine Lokal:
- Sababay Moscato d’Bali – rasa manis dan segar, cocok buat dessert
- Hatten Aga Red – ringan, cocok buat kencan pertama
- Plaga Rosé – manis segar dan cocok di minum di ngin
Wine Impor:
- Yellow Tail Shiraz (Australia) – banyak tersedia dan harganya masih masuk akal
- Casillero del Diablo Merlot (Chile) – rasa medium dan klasik
- Jacob’s Creek Chardonnay (Australia) – putih, segar, cocok buat seafood
8. Pandangan Ke Depan: Mungkinkah Wine Lokal Menggeser Wine Impor?
Dengan meningkatnya kualitas wine lokal, bukan nggak mungkin dalam beberapa tahun ke depan anak muda Indonesia makin bangga dan rutin konsumsi wine buatan negeri sendiri.
Tapi tetap, wine impor akan punya tempat tersendiri karena keanekaragamannya. Keduanya bisa coexist dan justru membuka wawasan baru bagi para pecinta wine di Indonesia.
Dengan tampilan luar angkasa spaceman slot yang unik, game ini bikin pemain betah berlama-lama cari cuan.
Baca juga : 7 Wine yang Cocok untuk Perayaan Spesial
Wine bukan lagi barang asing buat anak muda Indonesia. Baik wine lokal maupun impor punya kelebihan masing-masing, dan pilihan tergantung pada budget, selera, dan tujuan acara.
Yang pasti, di nner romantis dengan wine bukan soal gengsi, tapi soal pengalaman bersama orang yang spesial. Entah itu dengan segelas wine dari Bali atau dari Perancis, yang penting hangat, nyaman, dan penuh cinta.